Kebudayaan dan adat istiadat di Kabupaten Kaur
Rana Zafira Nurenza
E1D020016
Pendahuluan
Kearifan
lokal yang ada di Provinsi Bengkulu sangatlah banyak dan menarik , namun masih
sangat terbatas dalam literatur yang ada sehingga sulit bagi masyarakat luar
atau bahkan para remaja di Provinsi Bengkulu untuk mengetahui dan mempelajari
kearifan lokal yang ada di Bengkulu ini.
Maka
dari itu , dalam kesempatan kali ini akan disusun tulisan yang membahas
kearifan lokal di Provinsi Bengkulu khususnya di Desa Ulak Pandan Kecamatan
Nasal Kabupaten Kaur. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang berada di
Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 250 km dari kota Bengkulu , Kaur
mempunyai luas sebesar 2.369,00 km2 dan dihuni sedikitnya 135.200
jiwa. Dengan luas dan penduduk yang sangat besar tentunya Kabupaten Kaur
memiliki banyak adat, budaya dan kesenian yang beragam.
Metode
penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah berdasarkan metode wawancara langsung
kepada beberapa tokoh masyarakat beserta masyarakat lainnya yang berasal dari
Desa Ulak Pandan dan pengamatan secara langsung oleh penulis dalam kegiatan
yang sedang dilaksanakan.
Kearifan
1. sengku’e kabupaten kaur
Sengku’e
merupakan acara yang diadakan di wilayah Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur
khususnya di Desa Ulak Pandan ,Genung Menung ,dan Tanjung Betuah yang telah ada
sejak zaman dahulu dan masih terjaga hingga saat ini. Acara Sengku’e sangat
dinantikan oleh masyarakat Kabupaten Kaur terkhusus Kecamatan Nasal karena
acara ini hanya diadakan satu kali dalam setahun pada hari pertama Idul Fitri
dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri dan mempererat tali silahturhmi
antar masyarakat di kecamatan ini.
Sengku’e
diikuti oleh pemuda pemudi wilayah tersebut ,dimana anak-anak muda yang menjadi
Sengku’e dipakaikan baju dri ijuk dan tikar pandan dan diarak di sekililing
desa dengan iringan musik . dalam pelaksanaan acara Sengku’e tersebut semua
masyarakat sangat antusias mengikutinya , baik yang menjadi Sengku’e maupun
penonton.
Seiring
berjalannya waktu dan transportasi semakin berkembang , Acara Sengku’e tidak
hanya di tonton oleh masyarakat Kecamatan Nasal saja tapi tidak jarang
masyarakat kecamatan terdekat seperti Kecamatan Maje dan Kecamatan Kaur Selatan
pergi ke Kecamatan Nasal hanya untuk melihat keseruan dan kemeriahan acara
Sengku’e ini.
Kearifan
2. mufakat adik sanak
Mufakat adik sanak
adalah bagian dari rangkaian persiapan acara pernikahan di Desa Ulak Pandan
Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur. Dalam pelaksanaannya mufakat adik sanak ini
mengundang seluruh warga desa setempat dan desa tetangga maupun keluarga yang
tinggal di luar desa pemilik acara pernikahan.
Mufakat adik sanak adalah acara yang penting dalam
mempersiapkan acara pernikahan. Karena acara yang biasanya dilaksanakan pada
malam ini membahas tentang segala macam persiapan pernikahan, diantaranya waktu
dilaksanakannya ayau-ayauan , rencana gotong-royong menegakkan panggung ,
menentukan panitia pesta, dan lain sebagainya.
Kearifan
3. masak buak (masak kue)
Masak
buak adalah bagian daari rangkaian persiapan acara pernikahan di Desa Ulak
Pandan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur. Acara ini dilaksanakan satu minggu
sebelum acara pernikahan dilangsungkan ,biasa kaum ibu berkumpul di rumah
pemilik acara pernikahan dan mereka gotong royong memasak kue untuk menjadi
hidangan di acara pernikahan.Kue yang biasanya dimasak yaitu kue khas kabupaten
kaur seperti juada ke’as , buak gendum , ke’ipik pisang ,dan buak cucu’ .
Masak buak ini merupakan acara yang selalu ada jika akan
ada acara pernikahan di Desa Ulak Pandan walaupun zaman semakin modern tapi
gotong-royong di Desa Ulak Pandan masih tetap terjaga.
Kearifan
4. Mandi campur
Di
Kabupaten Kaur dalam melaksanakan pernikahan memiliki serangkaian acara
sesuai dengan adat istiadat yang ada .
Untuk setiap kecamatan memiliki rangkaian acara yang berdeda-beda. Di Kecamatan
Nasal sendiri ada salah satu rangkaian acara yaitu mandi campur.
Mandi campur adalah acara yang diadakan pada sore hari
setelah kedua mempelai melakukan prosesi ijab Kabul . Makna dari acara ini
adalah menandakan bahwa kedua mempelai sudah menyatu sebagai satu keluarga.
Sebelum acara ini dilakukan biasanya diadakan
persembahan tarian khas Kabupaten Kaur seperti tari mabuk, kuntau , pedang,
sapu tangan ,dan lain-lain yang
dipersembahkan oleh anak-anak muda atupun orang dewasa .Setelah persembahan
tarian itu selesai maka acara mandi campur dimulai , kedua mempelai dimandikan
oleh ibu pengantin wanita dengan air campuran bunga seperti mawar, melati, daun
pandan ,dan lain-lain untuk beberapa gayung /mangkok.
Komentar
Posting Komentar